Kalbar  

Bulan Juli 2024, Titik Hotspot di Sanggau 974 Titik

Plt Kepala BPBD Sanggau, Budi Darmawan

FAKTA BATAM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau, mencatat titik api atau hotspot di Kabupaten pada bulan Juli 2024 sebanyak 974 Titik. Data tersebut tentu saja cukup mengkhawatirkan di tengah kemarau panjang yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hingga ancaman kabut asap.

Pelaksana tugas (Plt) kepala BPBD) Kabupaten Sanggau. Budi Darmawan mengyngkapkan, titik panas atau hotspot yang terjadi di Wilayah Kabupaten Sanggau masih berada dalam posisi menengah.

Baca Juga: Ketua MUI Ajak Umat Muslim Indonesia Gelar Salat Ghaib untuk Ismail Haniyah

“Kalau sudah pada posisi tinggi pasti terjadi kebakaran hutan dan lahan, dan biasa kalau titik menengah ada kejadian, tapi tidak lama misalnya ada orang membakar lahan sekala kecil lalu hotspot yang terbaca oleh satelit,” kata Budi Darmawan kepada wartawan, Kamis 1 Agustus 2024.

Budi sapaan akrabnya berharap kerjasama semua pemangku kepentingan terutama masyarakat yang akan membuka lahan dengan cara membakar agar melapor sesuai dengan aturan yang ada. Jika terjadi hal-hal di luar kendali agar segera melapor ke BPBD untuk langkah selanjut agar tim bisa langsung turun ke lokasi.

“Kita harapkan Kelompok Masyarakat (POKMAS-red) dan Desa Tangguh Bencana (DESTANA-red) yang sudah terbentuk sampai ke tingkat desa untuk memudahkan koordinasi nantinya, dan saat ini posko komando Karhutla sudah terbentuk tempatnya di Kantor Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sanggau,” ujar Budi yang juga Ketua MABM Sanggau itu.

Kepada masyarakat, Ia mengungkapkan prediksi dan analis BMKG Pontianak yang menyebutkan bahwa akan terjadi kemarau berada di Bulan Agustus dan September tahun 2024, dimana hal ini juga akibat pengaruh fenomena El Nino.

Baca Juga: Catat Akpol Yang Tak Lolos Seleksi Diimbau Waspadai Penipuan Kuota Susulan

“Maka dari itu perlu kita lakukan langkah-langkah terkait penanggulangan dari segala sisi, dimana sudah ditetapkan status siaga penanggulangan bencana kabut asap akibat Karhutla,” bebernya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *